IMPOLITE RESPONSES TO DONALD TRUMP’S POSTS ON INSTAGRAM
Abstract
Penelitian ini mengkaji respon tidak santun terhadap postingan di instagram. Instagram adalah media komunikasi dunia maya yang memungkinkan pengguna bahasa untuk melakukan interaksi dengan lebih dari dua partisipan. Dunia maya khususnya media sosial seperti instagram memberikan kebebasan kepada netizen untuk mengekspresikan apa yang mereka rasakan/inginkan termasuk memberikan respon apapun terhadap postingan orang lain seperti postingan Donald Trump, Presiden Amerika. Kebebasan dalam mengekspresikan ide ini cenderung membuat netizen mengabaikan norma-norma kebahasaan sehingga memberikan respon yang tidak santun terhadap postingan orang lain. Ketidaksantunan seorang netizen akan membuat netizen lainnya kehilangan muka. Dalam penelitian ini, peneliti akan mendeskripsikan penggunaan strategi ketidaksantunan berkaitan dengan respon penolakan terhadap postingan Donald Trump di instagram. Sumber data penelitian adalah semua tuturan yang ada pada kolom komentar di instagram Donald Trump. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan metode simak. Teknik yang digunakan adalah simak bebas libat cakap, dimana peneliti hanya mengamati saja dan tidak terlibat langsung dalam percakapan tersebut. Kemudian, data dianalisis dengan menggunakan metode padan pragmatik. Pada metode padan pragmatik, unsur penentunya adalah mitra tutur. Pemaknaan setiap tuturan didasarkan pada konteks tuturan tersebut. Selanjutnya, hasil analisis data dijelakan dengan menggunakan metode informal, yaitu pemaparan dengan menggunakan kalimat bukan dengan tanda atau lambang. Dari hasil analisis ditemukan bahwa dari empat strategi ketidak santunan hanya empat strategi yang digunakan dalam memberikan respon terhadap postingan Donald Trump di instagram. Strategi yang tidak digunakan adalah withhold politeness. Hal ini sangat beralasan karena biasanya strategi tersebut hanya dapat digunakan dalam percakapan lisan, sedangkan data penelitia ini diambil dari percakapan tertulis di media sosial. Di samping itu, temuan penelitian menunjukkan bahwa strategi ketidak santunan yang paling sering digunakan adalah positive impoliteness. Budaya penggunaan bahasa langsung atau terang-terangan menjadi alasan kenapa strategi ini paling sering digunakan termasuk penggunaan kata-kata tabu.
Downloads
References
Bousfield, D. (2008). Impoliteness in interaction. (A. Jucker H, Ed.). Philadelphia: John Benjamins Publishing Company.
Culpeper, J. (2005). Impoliteness and entertainment in the television quiz show : The Weakest Link. Jurnal of Polliteness Research, 1, 35–72.
Culpeper, J. (2013). Impoliteness: Questions and answers. In M. Jamet, Denis & Jobert (Ed.), Aspects of Linguistic Impoliteness (pp. 3–15). United Kingdom: Cambridge Scholars Publishing.
Ferencik, M. (2017). I’m not Charlie : (Im) politeness evaluations of the Charlie Hebdo Attack in an Internet Discussion Forum. Journal of Pragmatics, 111, 54–71. https://doi.org/10.1016/j.pragma.2017.02.002
Jannejad, M., Bordbar, A., Bardidieh, A., & Banari, R. (2015). The analysis of impoliteness in family discourse : Verbal interactions between irreconcilable Iranian couples. ELT Voices- International Journal for Teachers of English, 41(5), 19–41.
Kecskes, I. (2015). Intercultural impoliteness. Journal of Pragmatics, 86, 43–47. https://doi.org/10.1016/j.pragma.2015.05.023
Khosravi, M. (2015). A pragmatic analysis of impoliteness in reply articles as an instance of academic conflict. Journal of Applied Linguistics and Language Research, 2(3), 223–231.
Sorlin, S. (2017). The Pragmatics of Manipulation : Exploiting Im/ politeness Theories. Journal of Pragmatics, 121, 132–146. https://doi.org/10.1016/j.pragma.2017. 10.002
Sudaryanto. (2015). Metode dan aneka teknik analisis bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
Tutas, Nazan & Azak, N. D. (2014). Direct-indirect impoliteness and power struggles in Harold Pinter ’ s plays. In Procedia - Social and Behavioral Sciences:14th International Language, Literature and Stylistics Symposium (Vol. 158, pp. 370–376). https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.12.102